Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Beda Jasa Kebajikan, Berkah Kebajikan dan Pahala

Gambar
Master Chin Kung Menjawab : Apa beda jasa kebajikan, berkah kebajikan dan pahala? Umat bertanya : Apa beda jasa kebajikan, berkah kebajikan dan pahala? Dengan kisah berikut sebagai perumpamaan, ketika Bodhidharma bertemu dengan Kaisar Liang Wudi yang telah banyak berbuat kebajikan, namun Bodhidharma malah mengatakan Kaisar Liang Wudi tidak memiliki jasa kebajikan. Mohon guru menjelaskannya. Master Chin Kung menjawab : Hal ini harus dijelaskan dengan benar. Ketika Bodhidharma tiba di Tiongkok, beliau bertemu dengan Kaisar Liang Wudi. Kaisar Liang Wudi berkata pada Bodhidharma, sejak menduduki tahta, dia mengerahkan segenap perhatiannya untuk mendukung penyebaran Ajaran Buddha, mendirikan lebih dari 440 bangunan vihara. Membantu insan yang ingin menjadi anggota Sangha, paduka amat menyenangi insan yang bersedia menjadi Bhiksu-Bhiksuni. Dia akan mendukung mereka, sehingga pada masa pemerintahannya, jumlah anggota Sangha mencapai lebih dari ratusan ribu orang. Dia membanggakan diri di

Bagaimana Cara Sebuah Ajaran Diwariskan?

Gambar
Bagaimana cara sebuah ajaran diwariskan? Di dalam perkembangan Ajaran Buddha di Tiongkok, pada jaman dahulu banyak sekali silsilah pewaris ajaran, contohnya Aliran Zen (Aliran Dhyana) diwariskan dari Bodhidharma kepada Master Hui Ke, kemudian Hui Ke menurunkan ajaran kepada pewaris selanjutnya sampai pada generasi yang kelima yakni Master Hong Ren, ini adalah silsilah Aliran Zen, sampai pada masa Master Hui Neng, kemudian dari Master Hui Neng diturunkan kepada 43 murid-muridnya. Selama masih ada satu insan saja yang dapat menerima ajaran tersebut, kemudian melatih metode itu dengan kesungguhan hati, maka silsilah aliran tersebut takkan terputus. Apalagi hari ini kita dapat mempergunakan kemajuan tehnologi, jika aliran kita tidak ada pewarisnya, kita dapat menggunakan kaset rekaman dan kemudian menyebarkannya, kelak pasti akan ada pewarisnya. Mungkin saja pewaris ini bukan dari jaman kita, mungkin saja satu jaman namun di wilayah berbeda, mungkin saja kami tidak pernah bertemu muka,

Niat awal tidak benar, mengundang buah akibat berliku-liku

Gambar
Niat awal tidak benar, mengundang buah akibat berliku-liku. Apakah hantu itu ada atau tidak?  Sebagian orang masih ragu akan hal ini dan tidak dapat memastikannya. Ada beberapa teman saya (Master Chin Kung) yang percaya, karena mereka selalu dapat melihat makhluk halus. Rekan saya yang bernama Master Ming Yan merasa bahwa menceramahkan Dharma adalah tugas yang amat berat, maka itu dia tidak berminat, dia ingin mempelajari kekuatan gaib, dengan menggunakan kekuatan gaib untuk mengajari para makhluk. Maka itu, jalan yang kami tempuh telah berbeda, saya mengikuti Upasaka Li Bingnan belajar Buddha Dharma, sedangkan dia mengikuti guru Qu Ying-guang belajar Tantra. Kira-kira setelah tiga tahun berlalu, dia mengatakan pada saya, dia mampu melihat hantu. Menurut penuturannya, setiap menjelang senja sekitar jam lima sore, saat matahari akan terbenam, di jalanan telah tampak hantu-hantu berkeliaran, bagi hantu saat itu adalah waktu pagi hari. Sampai pada pukul 9 dan pukul 10, jalanan sudah d

Mengapa Buddha Sakyamuni khusus memperkenalkan pada kita Ajaran Sukhavati?

Gambar
Mengapa Buddha Sakyamuni khusus memperkenalkan pada kita Ajaran Sukhavati? Jika kita mengatakan bahwa kita takkan mengulangi kesalahan lagi, sesungguhnya kita sendiri juga tidak bisa menjaminnya, tanpa sadar kita kembali melakukannya lagi. Mengapa demikian? Tabiat  yang terlalu berat, sudah lama berputar-putar di enam alam tumimbal lahir, ternoda oleh banyak tabiat jelek, tabiat inilah yang sedang menuntun dirimu, di dalam Buddha Dharma tabiat ini disebut Mara.  Di dalam “Sutra Delapan Besar Pencerahan Manusia” disebutkan ada 4 jenis Mara, diantara 4 jenis Mara ini yang paling menakutkan adalah “Mara Lima Skandha”, semuanya berasal dari diri kita sendiri. Apa yang dimaksud dengan Panca Skandha?  Tubuh kita ini, perpaduan rupa, perasaan (vedana), pencerapan (sanna), bentuk-bentuk pikiran (sankhara) dan kesadaran (vijnana) membentuk tubuh jasmani ini. Rupa adalah raga kita, perasaan adalah perasaan kita, di dalam dirimu, benih tabiat yang ada di dalam Alayavijnana akan membuat dirimu

Makna Dari “Namo Amituofo”

Gambar
Master Chin Kung Membahas : Makna dari “Namo Amituofo” Makna dari sepatah nama Buddha ini sungguh mendalam dan sangat luas, di sini saya hanya akan menjelaskan secara ringkas saja. Nama ini diterjemahkan dari Bahasa Sanskrit, “Namo” berarti penghormatan atau namaskara, juga dapat berarti berlindung pada, jadi kata ini mengandung makna menghormati, yakni kita bernamaskara dan berlindung padaNya. “Amituofo” adalah nama dari Guru Pembimbing di Alam Sukhavati, Buddha Sakyamuni mengajari kita untuk senantiasa melafal nama ini, yakni memberi penghormatan kepada Buddha Amitabha, berlindung pada Buddha Amitabha, juga memotivasi kita agar membangkitkan tekad untuk terlahir ke Alam Sukhavati, menerima ajaran dari Buddha Amitabha, menyempurnakan KeBuddhaan, ini adalah harapan terbesar Buddha Sakyamuni kepada kita semuanya. Bila “Amituofo” diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, maka “A” berarti “tanpa”, “mituo” artinya “cahaya”, “fo” artinya “pencerahan”, yang memiliki makna “pencerahan tanpa